BEKASI – Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, meninjau proses relokasi pedagang di kawasan Plaza Pondok Gede, Kamis (7/8) malam.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program penataan pasar tradisional yang selama ini menjadi perhatian pemerintah daerah, menyusul banyaknya keluhan masyarakat terkait kondisi pasar yang semrawut, kurang nyaman, dan kurang tertata.
Sebelum dilakukan penataan, area sekitar Plaza Pondok Gede kerap menjadi sorotan karena banyaknya pedagang yang berjualan di badan jalan. Hal itu menyebabkan kemacetan parah, penumpukan sampah, dan aliran air tersumbat.
Kondisi tersebut tidak hanya mengganggu arus lalu lintas, tetapi juga menurunkan kenyamanan warga yang berbelanja diarea tersebut.
Dalam tinjauannya, Tri Adhianto menyampaikan bahwa relokasi ini bertujuan untuk menciptakan suasana pasar yang lebih tertib, bersih, dan ramah bagi pengunjung serta pedagang.
Ia juga memastikan bahwa para pedagang mendapatkan lokasi baru yang strategis dan layak untuk berjualan, sehingga tidak mengganggu akses jalan maupun aktivitas umum di sekitar pasar.
“Penataan ini bukan hanya soal memindahkan pedagang, tetapi juga membangun suasana pasar yang lebih modern. Kita ingin pasar menjadi tempat yang nyaman dikunjungi dan bisa meningkatkan daya tarik pembeli. Tentu, semua ini akan berdampak positif pada perputaran ekonomi lokal,” ujar Tri.
Selain penataan kios, Pemkot Bekasi juga tengah melakukan sejumlah perbaikan fasilitas di area Pasar Pondok Gede.
Perbaikan tersebut meliputi penambahan penerangan jalan umum, pembangunan jalur pedestrian yang lebih aman, dan perbaikan saluran air untuk menghindari genangan atau banjir saat musim hujan.
Tri Adhianto turut mengajak seluruh warga Pondok Gede untuk ikut menjaga hasil penataan yang telah dilakukan.
“Pasar yang rapi dan bersih bukan hanya enak dipandang, tetapi juga memberikan kenyamanan bagi pembeli dan pedagang. Kalau pasar ramai, ekonomi masyarakat juga ikut tumbuh,” ujarnya.
Siti Mariam, salah satu pedagang sayur yang direlokasi ke area baru, mengaku awalnya merasa khawatir akan kehilangan pembeli. Namun setelah beberapa hari, ia melihat jumlah pengunjung tetap stabil.
“Awalnya saya ragu, takut sepi. Tapi ternyata banyak pembeli yang bilang sekarang lebih nyaman belanja karena jalannya nggak macet dan kiosnya tertata,” ucap Siti.
Senada, Abdul Rahman, warga Pondok Gede yang rutin berbelanja di pasar menilai, penataan ini memberikan dampak positif bagi kenyamanan pembeli.
“Dulu mau belanja harus macet-macetan, sekarang lebih lega. Jalannya bersih, nggak becek, dan suasana lebih enak,” ujarnya.
Warga dan pedagang berharap pemerintah terus memperhatikan perawatan fasilitas pasar yang sudah diperbaiki.
Mereka juga meminta adanya pengawasan rutin agar penataan yang sudah dilakukan tidak kembali berantakan.
Dengan penataan yang lebih baik, Plaza Pondok Gede diharapkan tidak hanya menjadi pusat belanja harian, tetapi juga destinasi belanja yang nyaman bagi masyarakat Bekasi dan sekitarnya, sekaligus menjadi contoh pasar tradisional yang tertib, bersih, dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. ***