Ekonomi Memburuk, Guru Besar UI Peringatkan Potensi Krisis seperti 1998

Tren IDN, Jakarta – Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI), Prof. Rhenald Kasali, Ph.D., melontarkan kritik tajam terhadap kondisi sosial-ekonomi Indonesia yang dinilai semakin memberatkan masyarakat.

Ia mengingatkan pemerintah agar tidak hanya meredam gejolak di permukaan, melainkan berani menyelesaikan masalah dari akarnya.

Melalui video yang diunggah di akun Instagram pribadinya, Sabtu (30/8/2025), Rhenald menyoroti kenaikan harga kebutuhan pokok, kebijakan pajak yang mencekik, serta pernyataan kontroversial sejumlah pejabat.

Menurutnya, situasi ini berpotensi menimbulkan eskalasi sosial yang berbahaya jika terus dibiarkan.

“Masalah yang mestinya diselesaikan di akar justru terus disapu ke bawah. Lama-lama menumpuk dan berubah menjadi eskalasi yang membuat rakyat makin susah. Pertanyaannya sederhana: siapa yang berani benar-benar bertanggung jawab?” tulisnya.

Dalam video tersebut, Rhenald mengaku sempat menelusuri sejumlah ruas jalan di Jakarta yang tampak sepi dan ditutup aparat untuk mengantisipasi demonstrasi besar.

Ia menilai langkah itu mencerminkan kecenderungan pemerintah lebih fokus menekan aksi protes daripada mengurai persoalan mendasar.

Lebih jauh, ia menyinggung gaya komunikasi pejabat yang kerap dianggap menyakiti masyarakat, mulai dari wacana penyitaan tanah, pembekuan tabungan, hingga klaim surplus beras meski harga di pasar terus melambung.

“Pejabatnya bicara sembarangan. Sementara guru, dosen, dan petani hidup dalam tekanan pajak,” tegasnya.

Rhenald juga mengaitkan kondisi saat ini dengan krisis 1998. Kala itu, kenaikan harga beras, pengangguran, dan melemahnya mata uang menjadi pemicu keruntuhan ekonomi.

“Situasi sekarang sangat mirip. Kalau tidak hati-hati, dampaknya bisa sama,” ujarnya.

Ia menilai, ketimpangan antara elite politik dan rakyat semakin memperlebar luka sosial.

Sementara pejabat dan politisi bergelimang fasilitas, rakyat kecil justru berjuang di tengah himpitan kebutuhan.

Kasus meninggalnya seorang driver ojek online baru-baru ini pun ia anggap sebagai simbol penderitaan rakyat.

Menutup pernyataannya, Rhenald mendesak agar pemerintah berani mengambil langkah nyata, termasuk mencopot pejabat yang gagal bekerja.

“Jangan selalu menyalahkan orang-orang di bawah. Kalau masalah di akar tidak diselesaikan, eskalasi akan terus merambat sampai ke puncak,” pungkasnya. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *