Tren IDN, Sidoarjo – Proses pencarian dan evakuasi korban runtuhnya Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, masih berlangsung hingga Minggu malam, 5 Oktober 2025.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan total 49 korban meninggal dunia telah ditemukan, termasuk lima bagian tubuh manusia yang belum teridentifikasi.
“Total korban jiwa mencapai 49 orang, dan lima bagian tubuh juga berhasil ditemukan,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangan tertulisnya.
Semua jenazah telah dibawa ke RS Bhayangkara Surabaya untuk proses identifikasi.
Sementara itu, 14 orang masih belum ditemukan, dan 104 orang berhasil diselamatkan, dengan enam di antaranya masih dirawat intensif.
Kendala Evakuasi di Lapangan
Proses pembersihan reruntuhan mengalami hambatan karena struktur gedung lama di sisi selatan dinilai miring dan berisiko ambruk.
Tim SAR memutuskan untuk menunda pembongkaran menyeluruh sambil menunggu hasil analisis teknis dari konsultan ahli Institut Teknologi Surabaya (ITS).
“Dibutuhkan penopang tambahan agar gedung lama tidak ikut roboh selama proses evakuasi berlangsung,” jelas Abdul Muhari.
Langkah ini diambil untuk memastikan keselamatan tim penyelamat dan warga sekitar agar proses pencarian tetap berjalan aman dan terkendali.
Presiden Prabowo Minta Evaluasi Nasional
Tragedi di Ponpes Al Khoziny mendapat perhatian serius dari Presiden Prabowo Subianto.
Melalui Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi, Presiden menginstruksikan evaluasi nasional terhadap bangunan pondok pesantren di seluruh Indonesia.
“Presiden meminta seluruh pesantren didata dan diperiksa keamanan infrastrukturnya agar kejadian seperti ini tidak terulang,” ujar Prasetyo di Jakarta, Minggu (5/10/2025).
Ia menambahkan, Presiden terus memantau langsung perkembangan evakuasi dan penanganan korban, serta meminta menteri dan kepala daerah untuk turun langsung membantu para korban.
“Bapak Presiden memerintahkan agar kebutuhan korban dan keluarga mendapat perhatian penuh,” katanya.
Melalui evaluasi nasional ini, pemerintah berharap keamanan bangunan pesantren bisa lebih terjamin, sekaligus memperkuat sistem pengawasan dan mitigasi bencana di lembaga pendidikan keagamaan. ***
Eksplorasi konten lain dari Tren IDN
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.